Rabu, 02 November 2011

Biaya Produksi Bangunan


Biaya produksi bangunan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli dan membayar upah atas pekerja, pemborong/kontraktor, material, pajak (ppn) dan biaya-biaya lainnya.
Biaya produksi bangunan ini jika ditaksir besarnya berkisar antara : 3.000.000 sampai dengan 5.000.000 per meter persegi luas bangunan yang akan dibuat, tergantung dari jenis, detail, dan tingkat kerumitan bangunan yang akan dibuat (sederhana, sedang, dan mewah).
Contoh : Anda akan membangun rumah seluas 120 m2 , maka besarnya biaya yang harus anda keluarkan untuk merealisasikan bangunan tersebut (membayar upah kerja, material, dsb) adalah sebesar : 120 m2 x 3.000.000 = 360.000.000. Harga tersebut belum termasuk fee kontraktor/pemborong (sebesar 10% dari Biaya produksi) , dan pajak (ppn).
Untuk mereduksi besarnya biaya yang harus anda keluarkan, anda bisa saja mengeliminasi fee kontraktor dengan cara melaksanakan sendiri rancangan bangunan yang telah didesain.
Contoh perhitungan ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa anda telah memiliki lahan/tanah yang siap untuk digunakan, dan jenis/detail bangunan kategori middle end .
Mungkin beberapa dari anda bertanya, bagaimana detail perhitungan atau estimasi dari biaya produksi bangunan itu?
Detail estimasi dari biaya produksi itu nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam perhitungan Analisa Harga Satuan (upah pekerja, material, alat, kontraktor/pemborong, dsb).
Hasil dari perhitungan Analisa Harga Satuan tersebut nantinya merupakan komponen-komponen biaya yang direkap/dijumlahkan dalam Rencana Anggaran dan Biaya.
Sekarang anda mungkin dapat menebak kira-kira berapa besar keuntungan yang didapatkan olehdeveloper real estate untuk 1 unit rumah yang dijual kepada pembeli. Atau bisa dibalik, berapa duit pembeli yang hilang akibat ketidak pahaman pembeli menaksir biaya rumah yang akan dibeli.
Tapi saya tidak menganjurkan anda untuk memprotes developer-developer tersebut. Karena walau bagaimanapun, developer juga menjalankan usaha, dan real estate/perumahan adalah bagian dari sebuah bisnis. Dan bisnis tentunya haruslah profit, anggap saja harga perumahan tersebut sebagai reward dari usaha developer untuk mencapai break event point atas modal atau modal yang telah mereka keluarkan 

Biaya Desain Arsitektur


Biaya Desain adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen dalam jumlah tertentu yang telah disepakati sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan oleh arsitek/perencana untuk membuat desain rumah atau bangunan arsitektur.
Penentuan besarnya biaya desain biasanya ditentukan oleh dua hal, yaitu :
Jika arsitek hanya membuat desain, maka besarnya fee desain = 5% sampai dengan 8% dari Total Biaya Produksi Bangunan (Negotiable, tergantung detail dan tingkat kesulitan bangunan).
Contoh : Konsumen menginginkan desain rumah dengan luas bangunan 120 m2, diketahui biaya produksi bangunan (akan dibahas setelah ini) adalah sebesar 3.000.000/m2 , maka besar nya fee arsitek sebesar : 8% x (120 x 3.000.000) atau : (8 x 120 x 3.000.000)/100 = 28.800.000
Jika arsitek membuat desain sekaligus melakukan supervisi (melakukan pengawasan) atas pelaksanaan dan produksi bangunan tersebut, maka besarnya fee pengawasan/supervisi adalah sebesar +/- 2,5% dari Biaya Produksi Bangunan, atau bisa juga ditentukan sejumlah harga tertentu, misalnya: IDR 350.000 setiap kali kunjungan ke lokasi proyek.

Menghitung RAB

Anda pasti sudah akrab dengan istilah RAB, bukan? Tapi anda pasti sering bingung bagaimana cara menghitungnya. Memang, paling praktis adalah membawa gambar kerja keseluruhan anda ke ahli bangunan untuk memperkirakan anggaran yang bakal anda keluarkan dalam pembangunan rumah anda. Bagi anda yang berminat untuk sedikit mengetahui cara menghitung RAB, pengetahuan praktis untuk memudahkan anda mengerjakan perhitungan kami sediakan dalam artikel ini.


Pada dasarnya kita memakai analisis BOW (peninggalan Belanda) untuk menghitung harga satuan pekerjaan. Di dalam analisis tersebut terdapat perhitungan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dengan menggunakan koefisien tertentu, serta jumlah bahan dan alat bantu yang dibutuhkan. Nah, untuk mempermudah dan mempersingkat waktu anda mempelajari, kami hanya akan menyertakan harga satuan hasil analisis BOW. Meskipun demikian harga tersebut tidak bersifat mengikat karena harga material dan upah tenaga kerja berbeda-beda pada setiap daerah.

Hal pertama yang perlu anda hitung adalah volume pekerjaan per satuan pada tabel yang telah disediakan. Untuk itu, kemampuan matematika anda perlu digunakan lagi di sini. Pekerjaan pertama pada suatu proyek adalah pekerjaan persiapan yang meliputi banyak hal, misalnya pembersihan lahan, pengukuran, pasang papan bouwplank (pembatas daerah kerja), pengurugan tanah (bisa pada persiapan, bisa masuk pekerjaan tanah), pembuatan plang nama proyek, dan pembuatan barak kerja. Jenis pekerjaan tersebut bisa bertambah apabila tingkat kompleksitas proyek semakin tinggi.

Untuk menghitungnya, anda harus mempunyai satu set gambar kerja lengkap. Apabila anda ingin mencoba menghitung dengan denah riil, unduh gambar low resolution disini. Misalnya untuk pembersihan lahan, anda tinggal menghitung luasan keseluruhan lahan kerja. Untuk pengukuran dan pasang bouwplank anda cukup menghitung keseluruhan panjang dinding-dinding yang akan dikerjakan. Apabila anda ingin meninggikan bangunan, pengurugan tanah pasti dibutuhkan. Untuk itu anda cukup menghitung volume tanah yang dibutuhkan ditambah 10% untuk pemadatannya.

No
Macam Pekerjaan
Satuan
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)

I. Pekerjaan Persiapan 

1 Pembersihan Lahan m2
7000.00

2 Pekerjaan Pengukuran & pasang bouwplank m
25000.00

3 Pekerjaan Pengurugan tanah m3
45000.00

Subtotal 1 



Untuk bangunan rumah tinggal, pada umumnya pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan tanah dan pasir.

II. Pekerjaan Tanah & Pasir 
1 Galian Tanah Pondasi m3
20000.00

2 Urugan Pasir Bawah Pondasi m3
80000.00

3 Urugan Tanah Kembali m3
10000.00

4 Urugan Pasir Bawah Lantai m3
80000.00

Subtotal 2 



Pada pekerjaan galian pondasi anda juga menghitung volume tanah yang harus digali. Caranya adalah dengan menghitung volume pondasi batu kali dan pondasi telapak. Untuk pondasi batu kali, karena bentuk penampangnya trapesium, maka volumenya adalah (0.15+0.80)x0.5×0.8x panjang keseluruhan pondasi (m3). Berbeda dengan pondasi batu kali, untuk pondasi telapak anda harus menghitung volume balok, yaitu 1 x 1 x 2 x jumlah pondasi telapak (m3). Untuk mengisi kolom yang tersedia anda harus menjumlahkan volume total kedua pondasi tersebut.

Untuk pengurugan pasir, karena dasarnya persegi, maka volumenya adalah 0.15 x 1 x panjang keseluruhan pondasi menerus + 0.15 x 1.20 x 1.20 x jumlah pondasi telapak. Untuk menghitung urugan kembali anda bisa melebihkan sisa ruang yang ada untuk memudahkan penghitungan anda. Mudah bukan?

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung pekerjaan beton rumah anda. Tidak berbeda dengan penghitungan sebelumnya, menghitung volume beton apabila harga satuannya sudah diketahui menjadi sangat mudah. Anda cukup menghitung luas penampang balok x panjang komponen struktur yang bersangkutan. Untuk menghitung plat lantai sebaiknya anda menghitung volume keseluruhan tanpa menguranginya dengan ukuran balok karena pada kenyataan di lapangan, kontraktor kadang-kadang tidak akurat dalam membuat cetakannya. Selain itu, hal ini untuk mengantisipasi penyusutan di lapangan serta volume beton yang mungkin terbuang.

III. Pekerjaan Beton 
1 Rabat Beton 5 cm 1pc:3ps:5kr m3
500000.00

2 Sloof 1 (misal: 20/35) m3
2524000.00

3 Sloof 2 (misal: 15/25) m3
1750000.00

4 Kolom Struktur 1 (misal: 30/30) m3
3500000.00

5 Kolom Struktur 2 (misal: 20/20) m3
3421100.00

6 Kolom Praktis (misal: 15/15) m3
1750000.00

7 Balok Latei (misal: 15/15) m3
1750000.00

8 Balok Ring (misal: 15/20) m3
1650000.00

9 Balok Struktur 1 (misal: 25/45) m3
3750000.00

10 Balok Struktur 2 (misal: 20/40) m3
3650000.00

11 Plat Lantai 2, tebal 12 cm m3
3250000.00

12 Plat Atap, tebal 10 cm m3
2767000.00

13 Pondasi Telapak 1 x 1 m m3
1750000.00

Subtotal 3 


Selain menghitung struktur beton, tentunya anda masih harus menghitung volume pekerjaan pondasi. Untuk itu, anda harus membuat tabulasi pekerjaan pasangan, plesteran, dan sponengan supaya mempermudah pekerjaan anda. Beberapa komponen pekerjaan adalah pasangan pondasi batu kali, pasangan batu merah, pasangan trasram (lapisan kedap air), pasangan rolag, plesteran, plesteran sebagai trasram, dan sponengan. Apabila masih ada sisa pekerjaan lain, anda dapat menambahkannya ke dalam tabel.

Untuk penghitungan volume pondasi, anda cukup mencantumkan hasil penghitungan volume galian tanah pondasi menerus. Apabila anda menghitung dengan tepat, seharusnya hasilnya sesuai dengan volume pondasi yang anda butuhkan.

Penghitungan volume dinding tidak terlalu berbeda, yaitu dengan mengukur keseluruhan panjang dinding pada denah, menghitung ketinggian, serta memodifikasi penghitungan luas apabila anda menemukan gunung-gunung (dinding segitiga penyangga atap). Selanjutnya anda tinggal mengalikannya dengan lebar dinding bata, yaitu 0.15 m.

Untuk plesteran, anda harus menghitung keseluruhan luas dinding pada denah anda. Berbeda dengan plesteran, sponengan hanya dihitung dalam m. Cara menghitungnya cukup mudah, yaitu mengukur total keliling bukaan jendela dan pintu pada gambar detil pintu dan jendela.

IV. Pek. Pasangan, Plesteran & Sponengan 
1 Pasangan Pondasi Batu Kali m3
435500.00

2 Pasangan Batu Merah m3
250000.00

3 Pasangan Batu Merah Trasram m3
350000.00

4 Pasangan Rolag m3
350000.00

5 Plesteran m2
12500.00

6 Plesteran Trasram m2
22500.00

7 Sponengan m1
7500.00

Subtotal 4 


Nah, semua rangka bangunan sudah anda hitung. Sekarang tinggal pekerjaan penutup atap untuk menyelesaikan penghitungan struktur bangunan anda.

V. Pekerjaan Penutup Atap 
1 Kuda-Kuda 1 (bentang 10m, sudut 30 derajat) bh
5500000.00

2 ? Kuda-Kuda 1 bh
2650000.00

3 Kuda-Kuda Konsol bh
1500000.00

4 Pekerjaan Gording 8/12 m3
7850000.00

5 Pekerjaan Jurai 8/12 m3
7850000.00

6 Pekerjaan Nok 8/12 m3
7850000.00

7 Ikat Angin 6/12 m3
7850000.00

8 Penutup Atap Genteng Keramik Glazur m2
188200.00

9 Bubungan Genteng Keramik Glazur m1
47500.00

10 Pasang Papan Ruiter 2/15 m1
27500.00

11 Lisplang 2/30 m1
47500.00

12 Talang Seng 90×100 cm dengan papan kruing m1
62500.00

Subtotal 4 


Pada penghitungan volume kuda-kuda, kami memberikan dalam ilustrasi harga pekerjaannya per satuan komponen. Hal ini untuk memudahkan anda dalam memahami perhitungan saja. Untuk gording sampai dengan ikatan angin, anda harus menghitung volume pekerjaannya. Caranya adalah dengan mencermati rencana atap yang anda miliki.

Apabila seluruh gording, jurai, nok, dan ikatan angin sudah anda ukur panjangnya, masing-masing komponen kemudian harus diukur volumenya dengan mengalikannya dengan luas penampangnya, misalnya nok: 0.08×0.12m x panjang keseluruhan nok (balok penyangga bubungan). Berbeda dengan hitungan volume rangka kayu, untuk penutup atap, anda harus menghitung total luasnya. Karena biasanya atap memiliki kemiringan tertentu, untuk mengetahui lebarnya, anda harus mengukurnya dari gambar tampak samping. Ukurlah lebar atap dari puncak sampai dengan ujung tritisannya. Setelah itu anda tinggal mengalikannya dengan panjang atap keseluruhan.

Untuk mengetahui panjang papan ruiter, anda cukup melihat hasil pengukuran panjang genteng bubungan. Apabila ingin mengetahui cara pemasangannya, anda dapat melihat skemanya pada gambar potongan bangunan anda. Panjang papan lisplang dan talang seng pada atap pelana adalah sama, jadi anda tinggal memasukkan hasil pengukuran salah satu komponen yang anda ukur. Apabila atap yang anda hitung adalah limasan, anda perlu menambahkan panjang talang seng pada garis pertemuan atap.

Sekarang anda telah menyelesaikan penghitungan struktur rumah secara utuh. Untuk menghitung RAB material finishing, mekanikal-elektrikal, dan lanskap, anda bisa mengikutinya pada artikel berikutnya.

Minggu, 30 Oktober 2011

RAB ( Rencana Anggaran Biaya )

Mewujudkan benda, apalagi membangun sebuah rumah untuk di huni sendiri atau sebagai investasi di masa depan maupun properti konsumsi publik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu diperlukan perhitungan- perhitungan yang teliti, baik jumlah biaya pembuatannya, volume pekerjaan dan jenis pekerjaan, harga bahan, upah pekerja. Semua itu bertujuan untuk menekan biaya pembuatan rumah sehingga lebih efisien dan terukur sesuai dengan keinginan pemilik dalam membangun rumah, baik rumah sederhana, rumah sedang, maupun rumah mewah.
Beberapa keuntungan apabila terlebih dahulu kita menghitung biaya pembuatan rumah adalah sebagai berikut.

1) Jenis pekerjaan apa saja yang akan digunakan untuk diadakan/ dibeli (apabila dikerjakan sendiri )
2) Volume macam- macam bahan yang akan dibutuhkan dalam membuat rumah dapat diketahui.
3) Jumlah biaya yang diperlukan untuk pembuatan rumah tersebut dapat diperkirakan sehingga perputaran keuangan dapat diatur.
4) Pekerjaan apa saja yang sudah ataupun yang belum selesai dikerjakan (apabila dikerjakan pihak kedua/ orang lain dapat di control.
5) Pemilik dapa terbantu dalam bernegoisasi tentang harga penawaran kontraktor atau pihak kedua( apabila pekerjaan pembuatan rumah tersebut akan dikerjakan orang lain) sehingga tidak akan merugikan pemilik sebagai pihak pertama.

Dalam kesempatan ini kami dari Harapan Cemerlang Consultan menawarkan pekerjaan Rencana Anggaran Biaya yang nantinya akan membantu terlaksananya pembangunan rumah anda, sekaligus sebagai consultan pengawas.
Mengenai kegiatan perencanaan kami akan menyediakan layanan revisi sebayak 3 kali pertemuan, sehingga akan memudahkan anda untuk memberikan masukan2 yang membantu kami dalam perencanaan
Di halaman ini kami akan memberikan contoh sekilas hasil Rencana Anggaran Biaya yang kami sudah kerjakan.
http://www.ziddu.com/download/5386249/2.PENGAJUANRABCANDRAMA 

Rabu, 31 Agustus 2011

Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ruang Lingkup dan Keinginan
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi arsitektur.

Teori dan Praktik
Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktik tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktik dan teori adalah akar arsitektur. Praktik adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktik hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan". Ini semua tidak lepas dari konsep pemikiran dasar bahwa kekuatan utama pada setiap Arsitek secara ideal terletak dalam kekuatan idea.

Sejarah
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyu atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christoper Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.

Kesimpulan
bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.

Pengertian Bangunan Gedung

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus ;
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya ;
Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum.
Bangunan gedung khusus adalah bangunan teknis sipil lainnya yang tidak termasuk bangunan gedung, gedung umum dan gedung tertentu yang dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya seperti menara/tower telekomunikasi,menara transmisi, tanki bahan bakar, jembatan, billboard/megatron dan instalasi pengolahan/pemanfaatan sumber daya alam;
Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun;
Bangunan Semi Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15 Tahun;
Bangunan Darurat / Sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 Tahun;
Kapling / Pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan;
Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan teknisnya;
Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagaian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut;
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari lantai dasar bangunan, dimana bangunan tersebut didirikan sampai dengan titik puncak dari bangunan;
Lantai dasar bangunan adalah ketinggian lantai dasar yang diukur dari titik referensi tertentu;
Izin Penggunaan Bangunan selanjutnya disingkat IPB adalah Izin yang diberikan untuk menggunakan bangunan sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB;
Izin Penghapusan Bangunan (IHB) adalah Izin yang diberikan untuk menghapuskan / membongkar bangunan secara total baik secara fisik maupun secara fungsi, sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB;
Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah ;
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.